Selamat Datang di Website Guru PAI

ALLAH BERSAMA KITA

ALLAH BERSAMA KITA
Oleh: Hasrian Rudi Setiawan, M.Pd.I

Kehidupan adalah sebuah kejadian yang dialami manusia yang terkadang sukar ditebak dan penuh dengan teka-teki. Ada waktunya, seorang manusia hidup di atas dengan bergemilang harta, sukses, mendapat kejayaan dan merasakan puncak keindahan dalam menikmati hidup. Kadang sebaliknya, seorang hidup dalam kefakiran, kemiskinan, kesusahan, dan hidup serba kekurangan. Hal tersebut, sadar atau tidak di sadari adalah merupakan bagian dari rahasia Allah. Dalam Alquran dijelaskan bahwa, takdir seseorang hamba itu tergantung bagaimana orang itu mau mengubahnya. Ini pertanda, bahwa manusia merupakan perencana atas takdir kehidupannya. Adapun  urusan tercapai atau tidak, biarlah Allah yang mengatur. Sebab takdir kehidupan manusia sudah direkayasa sangat baik oleh Allah Swt. Sebab kadang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah dan sebaliknya buruk menurut kita namun belum tentu menurut Allah buruk. Allah maha tahu sedangkan kita tidak mengetahui. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Alquran, yang artinya: “………boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Seorang hamba dituntut selalu bersikap optimistis dalam menjalani kehidupan ini. Dengan berusaha sabar dalam menikmati segala ujian dari Allah, yang merupakan sebagai bagian tarbiyah (pendidikan) yang di berikan Allah tersebut. Ujian tersebut adakalanya itu dapat berbentuk kesenangan dan ujian adakalanya pula berbentuk kesulitan (kesusahan). Maka, sebagai seorang muslim janganlah pernah berfikir ketika diberikan kesenangan kita terus menerus bahagia. Ingatlah, setiap kesenangan itu ada hak orang lain yang harus ditunaikan. Dalam setiap kesulitan, jangan pernah bersedih. Percayalah bahwa tidak selamanya kehidupan kita akan di bawah, sebab roda kehidupan akan berputar kadang di atas dan kadang di bawah tergantung seberapa keras usaha dan doa kita kepada Allah untuk mengubah nasib kita. Hal ini sebagaimana janji Allah dalam Alquran yang artinya:“…Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia (Allah).” (QS. Ar-Ra’d: 11).
Karena itu, sebaiknya seorang muslim meneladani sikap dan prilaku Rasulullah Saw. Sejak kecil beliau sudah menjadi seorang yatim piatu karena kedua orang tua telah meninggal dunia. Beliau hidup dalam asuhan paman, beliau mulai matang dan dewasa. Aktivitas belajar menggembala domba, berdagang dan ikut perang membentuk jiwa kepemimpinannya. Tidak heran, ketika akhirnya menikah beliau berhasil mengamalkan prinsip “Letakkan dunia di tanganmu, namun jangan letakkan dunia di hatimu”. Karena itu, walaupun beliau memiliki seorang pendamping hidup yang kaya raya. Beliau tidak sombong dan tetap mau bergaul dengan kalangan miskin. Kekayaan tidak membuat dirinya bangga. Tapi kekayaan membuatnya lebih mengerti bagaimana indahnya berbagi. Kemudian sebaliknya, Ketika menjalani kehidupan sulitpun, Rasulullah Saw juga tidak  pernah mengeluh. Hal ini terlihat dari, penolakan dakwah, pengusiran yang dilakukan oleh kaum Kafir Quraisy dan berbagai ujian dilewatinya. Bahkan dalam sebuah peperangan, beliau menahan lapar dengan mengganjal perut dengan batu. Bersama kaum muslimin, Rasulullah Saw juga pernah mengalami masa sulit ketika diserbu pasukan perang Ahzab. Pengkhianatan kelompok Yahudi yang menikam dari belakang pernah pula dialaminya.
Semua peristiwa tersebut, tidak lain adalah skenario Allah agar keteladanan itu dapat dinikmati generasi sekarang. Sosok teladan yang dikenang tidak sebatas politik pencitraan, tapi keteladanan merakyat dan yang dapat dinikmati masyarakat. Seorang pemimpin yang tidak menyuruh pasukannya maju perang saja. Tapi bersama rakyat terjun ke medan perang melawan musuh-musuh Islam. Keteladanan dan sikap Rasulullah Saw telah mengajarkan umatnya “Jangan bersedih wahai saudaraku. Berdoalah dan berikhtiar (berusahalah). Allah selalu bersama kita”.
            sikap dan kepribadian Rasuluullah Saw harus dijadikan contoh teladan bagi generasi sekarang ini, agar jangan cepat mengeluh terhadap ujian dan cobaan yang Allah berikan kepada kita. Yang perlu kita ingat adalah Allah tidak akan memberikan cobaan dan ujian diluar batas kesanggupan kita. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Alquran, yang artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya……" (QS. Al-Baqarah: 286).
Karena itu, dalam menjalani kehidupan ini seorang muslim harus selau berikhtiar (berusaha) dan berdoa kepada Allah untuk mendapatkan kehidupan yang terbaik bagi dirinya, semoga Allah memberikan keppada kita kehidupan yang terbaik bagi kita semua, baiik di dunia maupun di akhirat nanti. || Penulis Dosen FAI UMSU. (telah terbit di harian medan pos, 2015).



Share this post :

Welcome

SELAMAT DATANG DI WEBSITE GURU PAI ||SEBAIK-BAIK KAMU ADALAH ORANG YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN (HADITS NABI) || GURU YANG BAIK ADALAH GURU YANG DAPAT DI GUGU DAN DITIRU.
 
Copyright © 2015. Hasrian Rudi Setiawan - All Rights Reserved