Selamat Datang di Website Guru PAI

JUJUR MEMBAWA KEBAIKAN

JUJUR MEMBAWA KEBAIKAN
Oleh: Hasrian Rudi Setiawan

Pada jaman ini mencari orang jujur sepertinya lebih susah daripada mencari jarum di dalam tumpukan jerami. Lihat saja, begitu banyaknya terjadi tindakan-tindakan penipuan yang terjadi di lingkungan masyarakat kita, hampir setiap hari kita di suguhkan dengan berita tindakan kriminal penipuan baik itu di TV, maupun di media cetak lainnya. Kemudian selain itu pula banyak kita saksikan kejadian-kejadian yang ada dilingkungan kita, mulai dari pelajar yang membohongi orang tuanya dengan tidak membayarkan uang sekolahnya kepada pihak sekolah. Atau pegawai yang menambahkan uang rokok  pada saat diserahkan tugas mengantar barang ke suatu daerah. Bahkan di tingkat pejabat tinggi yang memanfaatkan kedudukannya untuk mencari keuntungan pribadi. Atau barangkali anda juga pernah merasakan saat anda dibohongi teman anda dalam hal yang sepele seperti janjinya yang tidak ditepati. Hal itu semua merupakan tindakan kebohongan yang seharusnya dapat kita hindari.
Jujur merupakan suatu sikap seseorang yang mencerminkan adanya kesesuaian antara hati, perkataan dan perbuatan. Kejujuran sangat erat kaitannya dengan hati nurani. Karena, hati nurani senantiasa mengajak manusia kepada kebaikan dan kejujuran. Namun terkadang kita enggan mengikuti hati nurani dikarenakan kita lebih mengikuti keinginan hawa nafsu. Karena itu, jujur adalah merupakan sikap dan perbuatan seseorang yang mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran.
Islam telah mengajarkan kepada umatnya untuk menjadi orang yang selalu berkata jujur. Bahkan Rasulullah Saw merupakan salah satu contoh pemimpin yang selalu mencontohkan kejujuran terhadap umatnya, salah satunya adalah ketika nabi Muhammad Saw berdagang beliau tidak seperti pedagang lain pada umumnya, dalam berdagang Rasulullah dikenal sangat jujur, beliau tidak pernah menipu baik itu pembeli maupun majikannya. Beliau juga tidak pernah mengurangi timbangan. Kemudian dalam berdagang Rasulullah juga tidak pernah memberikan janji-janji yang berlebihan, apalagi bersumpah palsu, semua transaksi dilakukan atas dasar sukarela, diiringi dengan ijab kabul. Karena kejujurannya tersebut, beliau di beri gelar al-Amin yaitu orang yang terpercaya atau orang yang bisa dipercaya. Selain itu pula Rasulullah juga telah mengingatkan kita sebagai umatnya agar kita agar selalu berlaku jujur, karena kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu akan membawa kepada syurga sebagaimana hadis beliau, yang artinya: “Dari Abdullah ibn Mas’ud, Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa kesurga…” (H.R.Bukhari).
Imam al-Gazali membagi sifat jujur menjadi tiga bagian, yaitu: Perama, Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada adanya dorongan bagi seseorang dalam segala tindakan dan perbuatannya selain karena dorongan dari Allah Swt.  Kedua, Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima dengan berita yang disampaikan. Setiap orang harus bisa memelihara perkataannya dan tidak berkata kecuali kata-kata yang jujur. Ketiga, Jujur dalam perbuatan, yaitu berbuat atau beramal dengan sungguh-sungguh sehingga perbuatan akhirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan menjadi tabiat bagi dirinya.
Dengan demikian Islam adalah agama yang mewajibkan umatnya untuk berkata jujur. Dan merupakan pondasi utama atas tegaknya nilai-nilai kebenaran, Allah Swt. berfirman dalam Alquran, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah Swt. dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (QS. al-Ahzāb:70). Karena itu orang yang beriman perkataannya harus sesuai dengan perbuatannya, sangat berdosa besar bagi orang-orang yang tidak mampu menyesuaikan perkataannya dengan perbuatan, atau berbeda apa yang di lidah dan apa yang diperbuat. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. ash-Saff: 2-3).
Karena itu,dalam mencetak generasi muslim yang jujur, maka di butuhkan peran semua pihak terutama peran orang tua. Hal ini karena perkembangan kepribadian seseorang sangat besar dipengaruhi oleh lingkungannya, khususnya oleh keluarga. Seorang anak akan selalu belajar dari keluarganya. Sebagai contoh lingkungan keluarga yang mencontohkan perilaku ketidak jujuran pasti sedikit banyaknya akan menanamkan konsep pemikiran yang tidak jujur dalam hati anak-anaknya. Maka pada saat anak lepas dari lingkungan keluarga maka konsep tidak jujur akan menjadi hal yang lumrah baginya. Karena itu. Untuk menjadikan pribadi yang bersikap jujur sebenarnya memerlukan perjuangan besar dan pembiasaan diri yang rutin. Memang untuk menjadi jujur sangat sulit. Namun, percayalah bahwa kita mampu menjadi pribadi yang selalu berkata dengan jujur. Sebab kejujuran itu akan berbuah kepercayaan, sebaliknya kebohongan itu akan menjadikan orang lain tidak percaya. || Penulis Dosen FAI UMSU. (Telah Terbit di Harian Medan Pos, 2015).


Share this post :

Welcome

SELAMAT DATANG DI WEBSITE GURU PAI ||SEBAIK-BAIK KAMU ADALAH ORANG YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN (HADITS NABI) || GURU YANG BAIK ADALAH GURU YANG DAPAT DI GUGU DAN DITIRU.
 
Copyright © 2015. Hasrian Rudi Setiawan - All Rights Reserved