Selamat Datang di Website Guru PAI

SOLUSI DALAM MELUNASI HUTANG DALAM ISLAM

SOLUSI DALAM MELUNASI HUTANG DALAM ISLAM
Oleh: Hasrian Rudi Setiawan, M.Pd.I
(Dosen Pendidikan Agama Islam UMSU)

Kesulitan dalam melunasi hutang memang sering dialami oleh kebanyakan orang yang mempunyai penghasilan pas-pasan atau bahkan tidak memiliki penghasilan sama sekali. Rasa gelisah dan resah kerap kali menghantui hati dan pikiran karena harus menghadapi hutang yang mungkin tidak kunjung selesai. Hal tersebut yang terkadang dapat membuat seseorang menjadi stress bahkan terkadang membuat seseorang berputus asa. Namun semua itu, seseorang tidak dapat terlepas dari permasalahan begitu saja dan lari dari kewajiban untuk membayar hutang. Karena itu, hendaknya anda mempunyai langkah yang tepat untuk mengatasi problematika tersebut agar dapat melunasi hutang-hutang yang ada secara tuntas.
Rasulullah Saw pernah memberikan solusi kepada seorang sahabat yang sedang terlilit hutang. Dalam satu riwayat: Pada suatu hari Rasulullah Saw masuk masjid, kemudian ada seorang sahabat yang bernama Abu Umamah ra sedang duduk di teras masjid. Kemudian Rasulullah menyapa beliau dan bertanya: ”Wahai Abu Umamah, kenapa aku melihat engkau sedang duduk di luar waktu salat?” Lalu ia menjawab: ”Aku bingung ya Rasul memikirkan hutang-hutangku.” Kemudian Beliau Rasulullah Saw bertanya: ”Maukah aku ajarkan kepadamu sebuah do’a yang apabila engkau baca maka Allah Swt akan menghilangkan kebingunganmu dan melunasi hutangmu?” Ia menjawab: ”Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, ”Jika kau berada di waktu pagi maupun sore hari, bacalah do’a ini. Adapun doa tersebut, yang artinya: ”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” (HR. Abu Dawud).
            Doa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw tersebut kepada Abu Umamah ra, adalah doa untuk mengatasi problem hutang berkepanjangan, didalamnya juga terdapat beberapa permohonan agar Allah Swt memberikan perlindungan dari beberapa masalah dalam hidup. Dan segenap masalah tersebut ternyata sangat berkorelasi dengan keadaan seseorang yang sedang dililit hutang. Setidaknya ada beberapa point penting yang dapat diambil dari lafaz do’a tersebut, diantaranya: Pertama, Berlindung kepada Allah dari bingung dan sedih hati. Orang yang sedang berhutang biasanya mudah menjadi bingung dan tenggelam dalam kesedihan. Sebab keadaan dirinya yang berhutang itu sangat potensial menjadikannya hidup dalam ketidakpastian alias bingung dan menjadikannya tidak gembira alias bersedih hati. Karena itu, orang yang sedang berhutang hendaknya selalu berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari perasaan bingung dan sedih. Sebab orang yang binggung dan bersedih hati akan sulit untuk berfikir positif terhadap hal yang ingin ia lakukan atau bagaimana dan dengan cara apa ia melunasi hutangnya.
            Kedua, Berlindung kepada Allah dari lemah dan malas. Orang yang berhutang pada umumnya akan cenderung menjadi lemah dan biasanya orang yang malas dan tidak kreatif dalam menjalani perjuangan hidup cenderung mudah berfikir untuk menacari pinjaman alias berutang ketika sedikit saja menghadapi rintangan dalam hidup. Sedangkan orang yang rajin cenderung tidak berfikir untuk berhutang selagi ia masih punya ide solusi selain berhutang dalam hidupnya. Orang rajin bahkan akan menolak bilamana memperoleh tawaran pinjaman uang karena ia anggap itu sebagai suatu beban yang merepotkannya. Karenai itu, Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk selalu berdoa kepada Allah agar berlindung dari lemah dan malas.
            Ketiga, Berlindung kepada Allah dari sikap pengecut dan kikir. Orang yang terlilit hutang biasanya menjadi oang yang diliputu rasa takut, cenderung menjadi pengecut dan jauh dari sikap pemberani. Hal ini sering dipraktekkan oleh orang yang berhutang, ketika ditagih hutangnya oleh orang yang member hutang, maka orang yang berhutang seringkali lari  atau menghindar dari penagih hutang. Padahal hal tersebut merupakan akhlak tercela. Kemudian orang yang berhutang akan cenderung menjadi orang yang pelit (kikir), jauh dari sifat demawan. Hal ini karena ia menggunakan logika ”Bagaimana aku bisa bersedekah, sedangkan hutangku saja belum lunas”.
Keempat, Berlindung dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” Bagian akhir dari do’a yang diajarkan oleh Rasulullah Saw tersebut mengandung inti permohonan seorang yang terlilit hutang. Ia serahkan harapannya sepenuhnya kepada Allah Swt Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji agar menuntaskan problem hutang yang berkepanjangan membebani hidupnya. Selain itu, juga berisi permohonan agar diberi perlindungan oleh Allah dari orang yang akan berlaku sewenang-wenang. Kesewenangan dimaksud terutama yang bersumber dari fihak yang berpiutang. Sebab tidak jarang ditemukan bahwa fihak yang berpiutang lantas bertindak zalim kepada yang berhutang. Ia merasa telah menanam jasa dengan meminjamkan uang kepada yang berhutang. Lalu ia merasa berhak untuk berbuat sekehendak hatinya kepada yang berhutang apalagi jika yang berhutang menunjukkan gejala tidak sanggup melunasi hutangnya dengan segera.
                Karena itu, berhutang memang diperbolehkan dalam Islam, namun sebaiknya jangan dilakukan. Semoga kita dilindungi oleh Allah dari terlilit hutang, lebih baik hidup sederhana tapi tidak ada hutang daripada hidup bermewah-mewahan namun berhutang. || Penulis Dosen FAI UMSU. (TERBIT DI HARIAN MEDAN POS, 2016).


Share this post :

Welcome

SELAMAT DATANG DI WEBSITE GURU PAI ||SEBAIK-BAIK KAMU ADALAH ORANG YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN (HADITS NABI) || GURU YANG BAIK ADALAH GURU YANG DAPAT DI GUGU DAN DITIRU.
 
Copyright © 2015. Hasrian Rudi Setiawan - All Rights Reserved