MENERAPKAN DISIPLIN KEPADA SISWA
Oleh:
Hasrian Rudi Setiawan, M.Pd.I
Lidia, S.Pd.I
Salah
satu keberhasilan dalam proses belajar yang dilakukan oleh siswa adalah
munculnya sikap disiplin pada diri seorang siswa. Disiplin merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan
serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Karena itu, dalam kehidupan sehari-hari
sering kita mendengar ada orang yang mengatakan bahwa bahwa si A adalah
orang yang memiliki kedisiplinan tinggi, Si B orang yang kurang disiplin,
sedangkan si C orang yang tidak disiplin dan sebagainya. Itu semua merupakan
bentuk penilaian seseorang terhadap orang lain. Dan terkadang kita juga dengan
mudah menilai orang lain, apakah dia tergolong orang yang disiplin atau tidak
disiplin. Dengan demikian, Disiplin merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan agar tidak melanggar peraturan yang berlaku.
Kedisiplinan pada diri seseorang mudah terlihat, baik pada lingkungan
keluarga, masyarakat maupun lebih khusus lagi pada lingkungan sekolah dimana
banyaknya pelanggaran tata tertib sekolah yang dilakukan oleh siswa-siswa yang
kurang disiplin. Hal ini karena, dalam mengikuti kegiatan belajar
disekolah tentunya setiap siswa tidak
akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di
sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan
aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan
siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah, dapat
disebut dengan tata tertib sekolah atau disiplin sekolah. Dengan demikian,
disiplin sekolah merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk memelihara perilaku siswa agar tidak
menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan
dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Misalnya, aturan
berpakaian bagi siswa, datang tepat waktu, etika dalam belajar bagi siswa dan
sebagainya.
Dalam
menerapkan kedisiplinan terkadang dilingkungan keluarga, masyarakat dan
khususnya di lingkungan sekolah, terkadang diterapkan pula dengan pemberian
hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari perilaku tidak disiplin atau
pelanggaran terhadap aturan. Walaupun, kadangkala peberian hukuman (sanksi) menjadi
kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam
bentuk kesalahan perlakuan fisik dan kesalahan perlakuan psikologis. Karena
itu, bagi sekolah terutama guru harus memahami tujuan diterapkanya penegakan
disiplin di lingkungan sekolah. Menurut Maman Rachman tujuan disiplin sekolah
adalah: memberi dukungan bagi siswa agar terciptanya perilaku yang tidak
menyimpang, mendorong siswa untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar,
membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan
menjauhkan siswa dari hal-hal yang dilarang sekolah, menuntun siswa untuk
melakukan kebiasaan-kebiasaan baik dan bermanfaat baginya dan lingkungannya.
Secara
umum tujuan disiplin sekolah adalah agar terciptanya keamanan, kenyamanan dan
lingkungan belajar yang tenang terutama di kelas. Sebab, Di dalam kelas, jika
seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin
menjadi kurang termotivasi dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk
mencapai hasil belajar yang baik. Dalam menerapkan disiplin terutama dalam
lingkungan sekolah, ada dua jenis disiplin
yang harus dikembangkan terutama dilingkungan sekolah, yaitu: Pertama,
Disiplin preventif, yakni upaya yang dilakukan untuk menggerakkan siswa dalam mengikuti
dan mematuhi peraturan yang berlaku di lingkungan sekolah. Dengan demikian,
siswa diharapkan berdisiplin dan dapat memelihara dirinya terhadap peraturan
yang berlaku. Kedua, Disiplin korektif, yakni upaya yang dilakukan untuk
mengarahkan siswa agar tetap mematuhi peraturan. Hal ini dimaksudkan, agar bagi
yang melanggar peraturan sekolah diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan
memperbaiki dirinya sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang ada.
Seorang
guru dituntut harus memberikan contoh atau teladan yang baik kepada siswanya. sebab, Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan guru yang
dilihat dan didengar oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati
sanubari siswa dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya
di rumah. Karena itu, ada beberapa usaha yang dapat dilakukan guru dalam
menanamkan sikap disiplin, di antaranya adalah: Pertama, guru harus
dapat menjadi contoh teladan dalam berdisiplin. Misalnya, guru harus datang
tepat waktu. Sebab jika guru tidak datang tepat waktu, jangan diharapkan siswa
akan memiliki sikap disiplin dan datang tepat pada waktunya. Karena itu, guru
harus menghindari kebiasaan masuk menggunakan jam karet, molor dan selalu
terlambat masuk kelas, apalagi jarang hadir dalam kelas. Kedua, guru
diharapkan secara konsisten terus mensosialisasikan kepada siswa tentang
pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil yang terbaik,
melalui pembinaan dan yang lebih penting lagi melalui keteladanan yang
diberikan oleh guru. Ketiga, guru dan sekolah menerapkan peraturan tata
tertib yang jelas dan tegas, sehingga mudah untuk diikuti dan mampu menciptakan
suasana kondusif untuk belajar siswa.
Dari tiga cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan disiplin
pada diri siswa, maka guru sebagai pendidik dilingkungan sekolah harus
senantiasa dapat menjadi contoh teladan bagi siswanya, yaitu dapat menampilkan
perilaku disiplin. (Telah terbit di harian Jurnal Asia, 2016)