Selamat Datang di Website Guru PAI

BENCANA, ANTARA PERINGATAN DAN UJIAN ALLAH

BENCANA, ANTARA PERINGATAN DAN UJIAN ALLAH
Oleh: Hasrian Rudi Setiawan, M.Pd.I

“Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS. Al-A’raaf: 168).
Ketika Allah Swt berkehendak, maka tidak ada satu mahlukpun yang mampu untuk menghindar atau menolaknya. Kecuali hanya bisa bersiap menghadapi segala ketetapan Allah tersebut. Mungkin kata-kata inilah yang dapat membawa setiap kita sebagai ciptaan Allah untuk sampai pada tingkat kepasrahan, yakni berdoa dan bertawakkal kepada Allah atas segala cobaan dan ujian Allah tersebut. Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya muslim dan negri yang memiliki keindahan alam, kini Indonesia dihadapkan dengan berbagai macam bencana alam yang terus menghiasi negri ini. Indonesia kini telah menyandang status sebagai negara siaga bencana. Tentu masih sangat segar diingatan setiap orang, banjir bandang yang menyeret dan menenggelamkan ratusan rumah penduduk di Sulawesi Utara khususnya Manado yang menyebabkan puluhan ribu jiwa harus mengungsi karena kehilangan tempat tinggal dan belasan jiwa meninggal dunia.
Begitu juga dengan bencana yang hingga detik ini belum berakhir adalah erupsi gunung Sinabung di Kabupaten Karo Sumatera Utara, telah tercatat belasan jiwa meninggal dunia akibat semburan awan panas dan puluhan ribu lainnya harus mengungsi selama berbulan-bulan di pengungsian. Dan kemudian juga setiap tahun kita disuguhkan dengan berita banjir di kota Jakarta yang merupakan ibu kota Indonesia ini, yang memaksa sekitar 30.000 jiwa harus mengungsi dan banjir tersebut juga telah menelan banyak korban jiwa. Dan masih banyak lagi bencana alam yang melanda negri ini. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mencatat kurang lebih 205 bencana terjadi di berbagai daerah di Indonesia selama tahun 2014 yang menelan korban sedikitnya 182 jiwa yang meninggal dunia akibat bencana tersebut. Mungkin ada yang bertanya, mengapa bencana begitu banyak datang melanda negeri tercinta ini? Apakah bencana tersebut terjadi karena faktor alam atau ada faktor lain?. Belum lagi tindakan kriminal yang dilakukan oleh penduduk negri ini yang berujung pada kesengsaraan masyarakat luas, seperti tindakan korupsi para pejabat negara dan lain sebagainya.
Peristiwa tidak menyenangkan yang melanda negeri ini, seperti banjir, gempa bumi dan tanah longsor tentunya tidak terjadi begitu saja, akan tetapi memiliki banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Jika para ahli atau ilmuwan mengatakan bahwa rentetan bencana yang melanda Indonesia akhir-akhir ini adalah sebuah fenomena natural yang memiliki sebab-sebab material, maka pada saat yang sama, sebagai orang yang percaya akan kekuasaan Allah sebagai Sang Pencipta tentu harus meyakini bahwa hal tersebut merupakan ketetapan Allah yang diturunkan kepada ummat manusia sebagai ujian atau peringatan. Karena setiap fenomena yang terjadi di alam semesta ini tidak terlepas dari ketetapan Allah. Artinya setiap orang harus memahami makna terjadinya bencana tersebut, apakah bencana tersebut merupakan ujian atau peringatan dari Allah? Sehingga setiap orang dapat memetik hikmah dibalik bencana yang telah melanda dan mampu memahami sesuatu yang ingin disampaikan oleh Allah tuhan semesta alam kepada ummat manusia melalui bencana alam tersebut. Karena itu sebagai manusia kita harus melihat bencana alam yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia ini minimal dari dua sisi yaitu:
Pertama: Bencana Sebagai Peringatan dari  Allah. Bencana alam yang telah melanda negri ini mungkin saja memiliki makna yang merupakan peringatan dari Allah, agar manusia tidak kufur atau lupa mensyukuri nikmat yang Allah telah berikan kepadanya dan dapat juga bencana yang terjadi di negri ini untuk membangunkan manusia dari tidur lelapnya. Mulai dari kelalaian yang menenggelamkan manusia dalam kenikmatan duniawi sehingga lupa akan tanggung jawab di hadapan Allah sebagai khalifah Allah di muka bumi ini, yang dituntut untuk menjaga dan melestarikan alam sebagai amanah Allah kepada manusia, hingga keserakahan manusia mengambil keuntungan dengan merusak sumber daya alam sehingga dapat memicu reaksi alam yang sewaktu-waktu dapat merespons perlakuan tangan-tangan jahil manusia tersebut. Kelalaian dan kekhilafan manusia tersebut dapat mengundang datangnya musibah atau bencana yang diturunkan oleh Allah. Dengan demikian, bencana yang datang kepadanya akan menjadi peringatan akan kelalaian, dosa dan kesahalahannya sehingga mereka dapat kembali mendekatkan diri kepada Allah Swt.  Dalam Alquran Allah Swt telah mengingatkan dalam firmanya, yang artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum: 41).
Kedua: Bencana Sebagai Ujian. bencana yang menimpa manusia disadari atau tidak, dapat memberikan makna sebagai tanda kecintaan Allah pada seorang hamba. Sehingga semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, maka ujian atau cobaan yang menimpanya akan semakin berat. Rasulullah Saw telah bersabdah, yang artinya: “Seseorang diuji sesuai keadaan agamanya. Jika agamanya kokoh maka diperberatlah ujiannya. Jika agamanya lemah maka ujiannya pun disesuaikan dengan agamanya. Ujian itu senantiasa menimpa seorang hamba hingga ia berjalan di muka bumi tanpa dosa sedikit pun.” (HR. Ahmad).
Yang perlu kita ingat bahwa, bentuk perhatian dan kasih sayang Allah yang diberikan Allah tidak selalu berbentuk materi atau kesenangan lainnya atau tidak dalam bentuk pengkabulkan setiap doa secara spontanitas, namun bentuk kasih sayang Allah dapat dalam bentuk ujian yang tidak mengenakkan. Jika melihat dan membuka sejarah para Nabi dan Rasul maka mereka termasuk orang-orang yang mendapatkan ujian atau musibah yang jauh lebih dahsyat jika dibandingkan dengan bencana yang menimpa ummat manusia di zaman ini. Bukankah para nabi dan rasul adalah orang yang Allah cintai!. Namun mereka menerima ujian yang sungguh luar biasa, Namun dengan musibah yang mereka hadapi justru akan semakin memantapkan keimanannya kepada Allah, mereka pun sabar dan tabah mengahadapi segala bentuk musibah dan memaknainya sebagai ujian penguat keimanan untuk mengangkat derajatnya di hadapan Allah Swt. Karena itu, ujian yang diberikan Allah dapat sebagai penguat keimanan bagi seorang muslim.
Penutup

Bencana yang diberikan Allah kepada negri ini, selain sebagai peringatan dan ujian Allah, dan dapat pula sebagai Azab Allah kepada hamba Allah yang tidak patuh kepada perintah Allah. Karena itu ketika kita mendapatkan ujian dan cobaan dari Allah maka marilah kita bermuhasabah, kesalahan apa yang telah kita perbuat dan dosa apa yang pernah kita lakukan, jika kita merasa tidak melakukan kesalahan atau pernah melakukan dosa maka ujian yang diberikan Allah adalah sebagai penguat keimanan atau segala musibah atau bencana merupakan ujian menuju tingkat keimanan yang lebih tinggi. Adapun sikap yang terbaik yang diajarkan dalam Islam dalam menghadapi ujian Allah adalah sabar dan memohon pertolongan kepada Allah serta berusaha untuk keluar dari cobaan atau ujian tersebut. || Penulis Dosen FAI UMSU. (telah terbit di harian medan pos).
Share this post :

Welcome

SELAMAT DATANG DI WEBSITE GURU PAI ||SEBAIK-BAIK KAMU ADALAH ORANG YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN (HADITS NABI) || GURU YANG BAIK ADALAH GURU YANG DAPAT DI GUGU DAN DITIRU.
 
Copyright © 2015. Hasrian Rudi Setiawan - All Rights Reserved