Selamat Datang di Website Guru PAI

BELAJAR UNTUK DIAMALKAN DAN DIAJARKAN

BELAJAR UNTUK DIAMALKAN DAN DIAJARKAN
Oleh: Hasrian Rudi Setiawan, M.Pd.I

Islam adalah agama yang sangat mendukung dan mengedepankan ilmu pengetahuan. Karena menuntut ilmu adalah merupakan suatu kewajiban dalam Islam. Hal tersebut sebagaimana sabda Rasulullah, yang artinya: ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr).
Seorang muslim dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan tertentu dan ahli dalam bidang tertentu. Terutama seorang muslim harus dapat menguasai ilmu agama, sebab dengan ilmu agama seorang muslim dapat menjalankan ajaran agamanya dengan benar dan sesuai dengan tata cara ajarannya tersebut. Menuntut ilmu diwajibkan kepada siapa saja tidak terbatas pada usia tertentu. Dalam mencari ilmu ada batas masa mempelajari ilmu, tidak ada tempat khusus untuk mencari ilmu. Karena di mana pun dan kapan pun belajar dapat dilakukan. Ilmu pengetahuan tidak dapat diperoleh melalui warisan orang tua namun ilmu pengetahuan diperoleh dengan cara dipelajari. Orangtua boleh pintar, namun kepintarannya dan keahlianya tidak dapat secara otomatis diwariskan kepada keturunannya. Tanpa belajar dan usaha yang sungguh-sungguh, anak seorang yang berilmu atau anak seorang profesor sekalipun akan bodoh. Namun sebaliknya dengan usaha keras dan tekun belajar, anak seorang buruh/petani yang bodoh pun, akan menjadi orang pintar dan memiliki keahlian tertentu. Berhasil atau tidaknya dalam menguasai ilmu pengetahuan semuanya tergantung pada besar atau kecilnya usaha yang diupayakan. Karena usaha besar dalam menuntut ilmu maka hasilnya juga besar, namun sebaliknya jika dalam menuntut ilmu tidak dibarengi dengan usaha maka hasilnya tidak akan optimal.
            Kemudian, yang terpenting adalah ketika mendapatkan ilmu pengetahuan, seorang muslim dituntut untuk mengamalkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari. Karena, ilmu tanpa diamalkan akan sia-sia. Orang berilmu yang tidak mengamalkan ilmu yang dimiliki tidak ada bedanya dengan orang bodoh. Sejatinya, ilmu dipelajari untuk diamalkan. Selain itu, cara terbaik untuk mengikat ilmu adalah dengan mengamalkannya. Dengan diamalkan, ilmu tidak akan pernah beranjak ke mana-mana. Ia akan selalu melekat dalam hati, tidak hanya dalam memori (ingatan). Malik bin dinar pernah berkata, yang artinya: “Barangsiapa yang mencari ilmu untuk diamalkan, maka Allah akan terus memberi taufik padanya. Sedangkan barangsiapa yang mencari ilmu, bukan untuk diamalkan, maka ilmu itu hanya sebagai kebanggaan (kesombongan).” (Hilyatul Auliya’, 2: 378).
Apakah kita pernah bertanya dengan diri kita sendiri. Untuk apa ilmu yang kita punya jika tidak diamalkan?. Ilmu dan amal adalah bagaikan sepasang kekasih yang saling mencintai dan tidak dapat terpisah satu sama lain. Dan dapat dikatakan bahwa, jika ada orang memiliki ilmu pengetahuan namun tidak diamalkan maka dia termasuk orang yang berdosa. Karena ia telah mensia-siakan ilmunya, begitu juga ketika beramal namun tidak dilandasi dengan ilmu maka amalan tersebut menjadi amalan yang sia-sia.
Dengan mengamalkan ilmu, seseorang akan tahu kualitas dirinya. Ia juga akan tahu kelebilahan dan kekurangan dirinya. Ketika dia tahu dimana kekurangan dirinya, maka ia akan terus berusaha menambah dan memperbaiki kekurangan itu. Sementara, orang yang tahu kelebihannya, ia akan terus termotivasi untuk konsisten belajar dan mengamalkannya.
Tidak berhenti di situ, setelah ilmu dipelajari dan diamalkan, konsekuensi berikutnya adalah mengajarkannya. Dipelajari, diamalkan, dan diajarkan adalah fungsi ilmu sebenarnya. Seorang pelajar tidak cukup hanya mempelajari ilmu tanpa mengamalkannya. Begitu pula, tidak cukup hanya dengan dipelajari dan diamalkan tanpa diajarkan. Dengan diajarkan ilmu akan semakin bertambah dan berkembang, bukan semakin berkurang. Jika semangkin sering diamalkan dan disampaikan kepada orang lain, karena ketika seseorang mengajarkan ilmu pengetahuan yang ia miliki, pada hakikatnya dia juga sedang belajar tapi dalam dimensi dan gaya yang berbeda.  Rasulullah Saw pernah bersabdah, yang artinya:
”Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar/mempelajari Alquran dan mengajarkannya”. (HR. Bukhari).

Karena itu, setiap orang harus mencari ilmu pengetahuan, kemudian setelah memiliki ilmu pengetahuan harus mengamalkan ilmunya tersebut, kemudian orang yang telah mengamalkan ilmunya, harus mengajarkannya kepada orang lain. || Penulis Dosen FAI UMSU. (telah terbit di harian medan pos).
Share this post :

Welcome

SELAMAT DATANG DI WEBSITE GURU PAI ||SEBAIK-BAIK KAMU ADALAH ORANG YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN (HADITS NABI) || GURU YANG BAIK ADALAH GURU YANG DAPAT DI GUGU DAN DITIRU.
 
Copyright © 2015. Hasrian Rudi Setiawan - All Rights Reserved