KESALAHAN DALAM MENDIDIK
BUAH HATI
Oleh: Hasrian Rudi Setiawan, M.Pd.I
Dosen Fakultas Agama
Islam UMSU
Anak dilahirkan ibarat kertas putih yang masih
bersih dari goresan tinta. Orang tua dan orang terdekatnyalah yang dapat
mengisi dengan goresan tinta tersebut. Bila anak diajarkan akan nilai kebaikan
maka akan menjadi anak yang baik saat mereka dewasa nanti. Namun, sebaliknya
jika akan diajarkan akan nilai-nilai keburukan maka jangan salahkan bila saat dewasa nanti anak akan berperilaku menyimpang. Dengan demikian,
karakter anak saat ia besar adalah cerminan dari karakter orang tua dan orang
terdekatnya . karena itu, dalam mendidik anak dituntut untuk berhati-hati,
sebab seorang anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
Banyak kasus yang terjadi akibat kesalahan dalam mendidik
anak, saat ini banyak ditemukan berbagai kasus, bagaimana seorang anak yang
masih dalam usia muda harus sampai berurusan dengan hukum, misalnya karena
terkait tawuran antar pelajar, narkoba, mencuri dan sebagainya. Bila diselidiki
masalanya bermuara pada kurangnya perhatian seorang anak kepada kedua orang
tuanya atau orang terdekatnya. Kurangnya perhatian orang tua mungkin dapat
dikatakan merupakan sebuah kelalayan atau bahkan kondisi kehidupan yang kian
hari kian sulit, mungkin dikarenakan orang tua sibuk bekerja mencari nafkah
untuk anaknya. Tapi selain itu masih banyak lagi kesalahan-kesalahan yang
terkadang tidak disadari oleh orang tua dalam mendidik anak, diantaranya
adalah: Pertama, Mendidik anak
menjadi penakut. Orang tua kelihatan panik ketika melihat anaknya menangis. Hal
yang sering dilakukan orang tua untuk mendiamkan anak adalah dengan cara
menakut-nakutin anak dengan hal-hal tertentu, misalnya dengan mengatakan “ nak
jangan menangis nanti hantu marah”, atau dengan menakutinya dengan hal-hal yang
lain. Dampaknya adalah anak akan tumbuh sebagi orang yang penakut. Misalnya
takut tidur sendiri, takut kekamar mandi dan lain sebagainya. Dan hal yang
lebih parah lagi tanpa kita sadari, kita telah menanamkan rasa takut kepada dirinya sendiri. Misalnya, kita
khawatir ketika mereka jatuh dan ada darah di wajahnya, tangan atau lututnya.
Padahal semestinya, kita bersikap tenang dalam menghadapi ketakutan anak
tersebut. Bukannya justru menakut-nakutinya, atau memarahinya serta
membesar-besarkan masalah. Akibatnya, anak-anak semakin keras tangisnya, dan
akan terbiasa menjadi takut apabila melihat darah atau merasa sakit. Memang
dengan cara menakut-nakutin anak cara ini terkadang cukup efektif dalam
mendiamkan anak yang menagis, tapi hal ini merupakan kesalahan dalam mendidik,
karena anak diam dari tangisanya karena diliputi rasa takut bukan diam karena
mendapatkan ketenangan.
Kedua, Selalu memenuhi permintaan
anak. Dalam praktek mendidik anak ada sebahagian orang tua yang selalu
memberikan apa yang anak minta, padahal hal ini akan menjadikan anak menjadi
malas untuk berusaha. Selain itu juga tidak setiap apa yang diinginkan anak itu
bermanfaat atau sesuai dengan apa yang ia butuhkan. Sebahagian orang tua
terkadang tidak memikirkan baik buruknya pada anak. Asalkan anak senang, maka
apapun akan dilakukan orang tua. Dampaknya jika anak terbiasa terpenuhi segala
permintaannya, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak pandai
menghargai sesuatu.
Ketiga, Membiasakan
anak hidup boros. Sebahagian orang tua ada yang membiasakan anaknya untuk hidup
boros. Hal ini biasanya dilakukan oleh keluarga yang memiliki tingkat ekonomi
menengah keatas. Biasanya hal ini dilakukan orang tua tanpa disadari. Karena akses dan kebutuhan yang dinginkan begitu
mudah terpenuhi. Mengajarkan anak beroya-foya akan menjadikan anak terlihat manja dan malas.
Kecendrungan itu akan semakin jelas terlihat disaat mereka memenuhi kebutuhan
pribadi. Suatu saat nanti mereka ibarat parasit yang terus menggerogoti orangtuanya.
Sebab kemandirian tidak akan tercipta secara revolusi. Karena itu, hendaknya
orang tua jangan terlalu menuruti apa yang diinginkan anak, tanpa dipikirkan
terlebih dahulu apa yang ia butuhkan.
Keempat,
Mendidik anak dengan
kekerasan. Dalam mendidik anak
jauhkan dengan menggunakan kekerasan, sebab kekerasan tidak akan menjadikan
anak menjadi baik, bahkan jika dididik anak dengan kekerasan akan menjadikan
karakternya menjadi orang yang keras. Hal yang sering diilakukan orang tua
dalam mendidik anak dengan kekerasan seperti:memukul anak hingga memar,
memarahinya dengan bentakan dan cacian, ataupun dengan cara-cara keras lainnya.
Pada umumnya perlakuan tersebut terjadi ketika sang anak berbuat salah. Namun,
cara yang paling baik adalah jika kita menjumpai kesalahan pada anak atau anak
berbuat salah maka cara yang baik adalah menegurnya dengan lemah lembut, jika
anak tetap melakukan kesalahan kedua maka tegurlah dengan lemah lembut, namun
jika anak tetap melakukan kesalahan maka diperbolehkan untuk memberikan hukuman
namun jangan sampai melukai fisik anak.
Kelima, Terlalu percaya terhadap anak. Ada sebahagian
orang tua yang percaya 100% kepada anak. Selalu menyangka apa yang diperbuat
oleh anaknya telah tepat dan merasa tidak perlu ada yang dikhawatirkan, bahkan tidak
pernah mengecek keadaan anak-anaknya. Tipe orang tua seperti ini dalam mendidik
anak adalah salah, karena banyak fakta orang tua yang terlalu percaya pada
anaknya, akhirnya anak terjerumus pada tindakan menyimpang, seperti anak
terkena narkoba dan lain sebagainya.
Dari lima kesalahan orang tua dalam mendidik
anak tersebut, sebenarnya masih banyak lagi kesalahan orang tua lainnya dalam
mendidik anak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Karena itu, hendaknya
settiap orang tua berusaha memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak dan
selalu mencari tahu bagaimana seharusnya mendidik anak yang benar. Agar tidak
salah dalam mendidiknya. Sebab apabila orang tua salah mendidik anak, maka anak
tidak akan tumbuh sesuai dengan yang diharapkan. || Penulis Dosen FAI UMSU. (telah terbit di harian jurnal asia, 2016).