FULL DAY SCHOOL BAIKKAH UNTUK DITERAPKAN
Oleh: Lidia, S.Pd.I
(Alumni FAI UMSU)
Pada
dasarnya pendidikan merupakan suatu proses pengembangan potensi siswa. Karena
itu, pendidikan hendaknya dirancang untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
oleh siswa. Seorang guru sebagai pendidik harus
berupaya keras untuk mendorong siswa untuk mengungkapkan pengalaman, pikiran,
perasaan, bereksplorasi, dan berekspresi, yang merupakan wujud upaya
pengembangan potensi tersebut. Walaupun pada sisi yang lain setiap siswa memiliki
perbedaan dalam hal minat, kemampuan, pengalaman, bahkan memiliki perbedaan
dalam hal cara menerima pelajaran. Misalnya pada anak tertentu lebih mudah
belajar dengan cara mendengarkan (auditif), sementara pada anak yang lain lebih
mudah belajar dengan cara melihat benda atau objek secara langsung (visual),
sementara yang lain melalui bergerak (kinestetik). Karena itu, kegiatan belajar
mengajar perlu beragam sesuai karakteristik siswa tersebut. Agar semua siswa
mengalami peristiwa belajar, guru perlu menyediakan beragam pengalaman belajar.
Dengan cara ini perbedaan individual dapat teratasi.
Saat ini dunia pendidikan mulai dihebohkan dengan program full day
school. Program ini merupakan wacana mentri pendidikan dan kebudayaan
(Mendikbud) yang baru, Muhadjir Effendi, sejak dilantik 27 Juli 2016 yang lalu. Adapun
program full day school yang dimaksud merupakan program sekolah di mana
proses pembelajaran dilaksanakan sehari penuh di sekolah. Dengan kebijakan
seperti ini maka waktu dan kesibukan anak-anak lebih banyak dihabiskan di
lingkungan sekolah dari pada di rumah.
Dalam prakteknya disadari atau tidak saat ini kebanyakan sekolah di
tanah air, bahkan taman kanak-kanak sedang menerapkan program full day school. Bahkan
sekolah ini mendapat respon positif dari sebagian masyarakat kota khususnya
orangtua siswa yang sibuk bekerja di luar rumah hingga sore hari. Orangtua memilih
memasukkan anaknya ke full day school dengan alasan dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan anak, baik itu dalam hal mengajarkan moral, agama dan bahkan
mengoptimalkan perkembangan anak mereka.
Bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan boleh
jadi mereka lebih menerima full day school diterapkan. Hal ini karena, boleh
jadi orang tua mereka yang bekerja sampai sore, kondisi kemacetan dan untuk
meningkatkan kondisi sosial dan kepedulian anak dengan temannya karena meningat
jika sudah di rumah anak cenderung hanya berdiam diri, sehingga sedikit waktu
untuk bersosialisasi. Beda halnya dengan anak yang berada dipedesaan, dimana
kebanyakan orangtua mereka tidak bekerja hingga sore hari, bahkan memiliki
waktu untuk antar jemput anak. Dan ketika sore hari anak-anak biasanya diisi
dengan kesibukkan lain seperti membantu orangtua diladang dan lain sebagainya.
Hal yang wajar di negeri ini, setiap ada ganti
mentri tentunya akan ada program yang berbeda dengan mentri sebelumnya.
Tentunya wacana yang dimunculkan akan menimbulkan pro dan kontra di kalangan
masyarakat. Ada tiga alasan Muhadjir Effendi ingin menerapkan program full day
school diantaranya adalah: Pertama,
full day school adalah pemberian jam tambahan kepada siswa, namun dalam
pemberian jam tambahan tersebut tidak ada mata pelajaran yang membuat siswa
menjadi bosan. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan adalah ekstrakulikuler.
Yang diharapkan dari kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti siswa akan
memunculkan hingga delapan belas karakter, seperti
jujur, toleransi, disiplin, hingga cinta tanah air. Dengan kegiatan tersebut,
diharapkan para siswa dapat dijauhkan dari pergaulan yang negatif dan merusak.
Kedua, orangtua dapat antar jemput
anak. Hal ini karena, pada umumnya menurut Muhadjir masyarakat yang tinggal
diperkotaan, orangtua bekerja hingga pukul 5 sore. Dengan adanya full day
school tersebut, orangtua dapat menjemput anak mereka di sekolah saat pulang
kerja. Tidak seperti selama ini, siswa pulang sekolah pukul 12 siang, sementara
orang tua baru pulang pukul 5 sore. Antara pukul 12 siang hingga pukul 5 sore,
tentunya anak lepas dari pengawasan orangtua dan guru. Hal inilah yang
menyebabkan anak terkadang melakukan tindakan negatif. Karena anak tidak ada
yang mengawasi dan mengarahkannya pada hal yang positif.
Ketiga, membantu sertifikasi guru.
Program full day
school dianggap Muhadjir
dapat membantu guru untuk mendapatkan durasi jam mengajar 24 jam per minggu
sebagai syarat mendapatkan sertifikasi guru."Guru yang mencari tambahan
jam belajar di sekolah nanti akan mendapatkan tambahan jam itu dari program
full day school ini.
Setiap program tentunya memiliki kelebihan dan
kelemahanya masing-masing termasuk pula program full day school yang merupakan
wacana pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di negeri ini. Namun
paling tidak jika pemerintah ingin menerapkan full day school sebagai suatu
program secara menyeluruh di semua sekolah. Maka pemerintah harus memikirkan dampak
positif dan negatif dari program full day school tersebut, terkhusus bagi
perkembangan peserta didik. Jika program full day school ini jadi diterapkan
oleh pemerintah di sekolah, maka bukanlah program yang tergesa-gesa dan harus
melalui uji kelayakan. Sehingga dikemudian hari nantinya tidak menjadi masalah
seperti program-program sebelumnya. || Alumni FAI UMSU. (TERBIT DI HARIAN MEDAN POS, 2016).