ALLAH PUNYA RENCANA
LEBIH BAIK UNTUKMU
Oleh: Hasrian Rudi
Setiawan, M.Pd.I
Bagi setiap orang, keberhasilan dan
kesuksesan merupakan suatu yang ingin dicapai, tentunya tidak ada satu orangpun
yang ingin mengalami kegagalan. Bagi mereka yang mendapatkan keberhasilan,
tentunya keberhasilan itu datangnya dari Allah dan keberhasilan itu dapat
diraih atas izin Allah Swt. Kadang sebagian orang mempunyai pola pikir, bahwa
sebuah keberhasilan merupakan hasil dari suatu usaha yang telah ia lakukan
sendiri. Dan banyak orang beranggapan bahwa, orang yang meraih keberhasilan
dalam suatu aktivitas akan disebut sebagai orang yang hebat karena telah
berhasil meraih apa yang diinginkan, sebaliknya, orang yang gagal meraih
keberhasilan itu, maka ia akan dikatakan sebagai orang yang gagal.
Namun satu hal yang harus di ingat,
bahwa kegagalan yang dialami itu bukanlah menandakan ketidak mampuan untuk
mencapai suatu tujuan, sebab suatu kegagalan merupakan sebuah proses jalan
menuju titik keberhasilan. Ada sebuah kata mutiara, yang sering kita dengar
bahwa “kegagalan adalah awal dari keberhasilan”. Ternya hal tersebut memang
terbukti kebenaranya. Misalnya seorang tokoh ilmuan seperti Bill Gates harus
rela dikeluarkan dari kampusnya karena beliau disibukkan dengan percobaanya,
sebelum akhirnya ia membangun perusaan IT dunia, selanjutnya siapa yang tidak
kenal dengan Thomas Alfa Edison, beliau adalah penemu bola lampu, beliau pernah
juga mengalami kegagalan ratusan kali, sebelum akhirnya beliau mampu menemukan
hasil ciptaanya tersebut.
Setiap manusia pada hakikatnya
pasti pernah mengalami suatu kegagalan, namun mereka yang mampu bangkit dari
kegagalan yang pernah dialami tersebut, itulah keberhasilan yang sesungguhnya. Islam
adalah agama yang mengajarkan kepada pemeluknya untuk meraih kebahagiaan baik
di dunia manupun di akhirat. Keberhasilan hanya dapat diraih melalui dua cara,
yaitu ikhtiar (usaha) dan tawakkal. Segala upaya dan kerja keras kita dalam
mewujudkan tujuan dan mimpi yang ingin kita raih merupakan ikhtiar. Namun
bagaimanapun juga, manusia tetap saja seorang makhluk yang tidak memiliki
kekuatan apa-apa. Untuk itulah, selain melakukan ikhtiar, kita harus tawakkal
kepada Allah dengan memperbanyak ibadah dan do’a agar setiap ikhtiar yang kita
lakukan mendapat berkah dan dimudahkan oleh Allah.
Banyak kita lihat, orang giat
bekerja siang dan malam, menghabiskan sebagian besar waktu, tenaga, bahkan
hartanya hanya untuk meraih impiannya, namun pada akhirnya harus mengalami
kegagalan. Kita terkadang merasa percaya diri dengan kemampuan kita sendiri,
bahkan sampai menganggap bahwa keberhasilan yang selama ini diraih adalah hasil
jerih payahnya sendiri. Inilah akibatnya jika kita melupakan Allah dalam setiap
usaha yang kita lakukan. Pada hakikatnya ikhtiar dan tawakkal hanyalah sebuah sarana,
yang dapat kita lakukan untuk mencapai tujuan yang kita impikan. Namun setelah
kita berikhtiar dan bertawakal, segala sesuatunya ditentukan oleh Allah.
Artinya, tujuan atau mimpi yang ingin kita capai belum tentu akan kita raih,
sekalipun telah melakukan ikhtiar dan tawakkal yang banyak.
Namun,
kadang setelah kita berikhtiar dan bertawakal keinginan yang kita cita-citakan
belum dapat kita rain. Apa yang salah dari ikhtiar dan tawakal kita. Mengapa
keinginan kita tidak di kabulkan oleh Allah?. Ternyata Allah sangat sayang
kepada kita. Allah itu Maha Mengetahui segalanya. Termasuk segala sesuatu yang
kita butuhkan, Allah lebih tahu daripada kita sendiri. Karena, segala sesuatu
yang kita inginkan, segala sesuatu yang menurut kita baik, ternyata belum tentu
baik menurut Allah. Misalnya, si Fulan ingin mendapatkan jabatan sebagai kepala
sekolah. Dia setiap hari berikhtiar dan bertawakkal agar Allah memberikannya kedudukan
menjadi kepala sekolah. Namun pada akhirnya dia tetap saja tidak berhasil untuk
menjadi kepala sekolah. Bukan berarti Allah murka kepadanya, lantas tidak
memberikan keinginanya tersebut. Tapi Allah tahu, jika ia menjadi kepala
sekolah, dia akan menjadi orang yang sombong nantinya, dan sekolah yang
dipimpinnya akan hancur ditanganya. Karena itulah, Allah tidak mengubah
nasibnya agar ia lebih dekat lagi kepada Allah. Dalam Alquran Allah Swt
berfirman yang artinya: “Boleh jadi
kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui.” (QS.
Al-Baqarah : 216).
Ketika ikhtiar, tawakal dan doa sudah kita lakukan,
namun keinginan kita belum di dikabulkan oleh Allah, itu berarti Allah mempunya
rencana lain yang jauh lebih baik daripada rencana yang kita buat. Karena itu,
sebagai manusia kita harus memiliki sifat qonaah (menerima akan ketentuan
Allah) dalam menjalani hidup. || Penulis
Dosen FAI UMSU. (telah terbit di harian medan pos, 2015).