TIGA
KARAKTERISTIK ORANG MUNAFIK
Oleh : Hasrian
Rudi Setiawan, M.Pd.I
Sebahagian
manusia terkadang ada yang melakukan perbuatan baik secara berlebihan dihadapan
manusia lain, yang tujuannya agar mendapat pujian atau sebagainya. Dan
terkadang ada diantara sebahagian orang yang bergitu bersemangat melakukan
pekerjaan ketika diawasi atau diperhatikan atasan, namun ketika tidak diawasi
terkadang mereka bermalas-malasan untuk mengerjakan pererjaannya. Dan terkadang
pula, ada sebahagian orang begitu bersemangat memperbanyak dan memperbagus
amalan di depan manusia, akan tetapi begitu mudahnya melakukan kemaksiatan
disaat sendirian. Hal inilah yang disebut dengan kelompok golongan orang
munafik.
Munafik adalah
salah satu akhlak tercela yang tidak disukai Allah dan manusia juga secara umum
tidak menyukai sifat munafik ini. Munafik menurut
istilah adalah menampakkan keimanan kepada Allah, malaikat-malaikatNya,
kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, dan kepada hari akhir, akan tetapi
menyembunyikan sesuatu yang menjadi kebalikannya, baik seluruhnya maupun
sebagiannya. dengan demikian munafik merupakan suatu sikap pura-pura mengikuti ajaran agama Islam dimana sebenarnya hatinya
memungkirinya. Karena itu, secara umum ciri-ciri orang munafik adalah
menyembunyikan kebatilan dan menampakkan kebaikan. Orang munafik dapat
dikatakan orang yang bermuka dua. Hal ini karena, mereka selalu menunjukkan kesetiaan atau tunduk,
padahal ia bertolak belakang.
Dalam Alquran maupun hadits nabi terdapat banyak penjelasan
tentang sifat munafik, di antaranya firman Allah, yang artinya: “Apabila mereka menjumpai orang-orang
mukmin, mereka berkata, ‘Kami telah beriman.’ Namun jika mereka menyendiri
beserta dedengkot-dedengkotnya, mereka berkata,‘Sesungguhnya kami di pihak
kalian. Hanya saja kami hendak mengolok-olok kaum mukmin.’ Allah akan
mengolok-olok mereka dan menelantarkan mereka dalam kedurhakaan, sedangkan
mereka dalam keadaan bimbang”(QS. Al-Baqarah: 14-15).
Sifat munafik
dalam sejarah Islam, baru muncul setelah hijrahnya Rasulullah Saw ke Madinah,
yaitu tepatnya setelah perang badar. Ketika terjadi perang badar kaum muslimin
mendapat kemenangan atas kaum kafir, maka banyak di antara kaum kafir Makkah
yang masuk Islam, baik mereka masuk islam karena kerelaan hati maupun mereka
masuk Islam karena terpaksa, akibat kalah perang dan mencari perlindungan. Hal
ini sebagaimana firman Allah, yang artinya: “Apabila orang-orang munafik mendatangimu (Muhammad),
mereka akan berkata, ‘Kami bersaksi bahwa sesungguhnya engkaulah utusan Allah.’
Dan Allah mengetahui bahwa engkau adalah utusan Allah. Dan Allah bersaksi bahwa
orang-orang munafik itu pendusta” (QS.
Mumtahanah: 1).
Kemudian,
sikap kemunafikan tersebut terlihat jelas ketika terjadi perang uhud, yang
ketika itu mereka memutuskan diri untuk keluar dari pasukan kaum muslimin.
Karena takut melawan pasukan kaum kafir yang jumlahnya lebih banyak dari
mereka. Sikap kaum munafik
yang khianat terbukti ketika pasukan kaum muslimin sampai di Asy-Syawat. Ubay bin
Salul menarik diri bersama tiga ratus orang munafik dengan alasan tidak mungkin
perang melawan orang-orang musyrik.
Sebenarnya tujuan dari keluarnya tiga ratus pasukan itu adalah agar kekuatan spiritual pasukan kaum muslimin
menjadi runtuh dan musuh semakin berani dan menang. Perbuatan Ubay bin Salul
ini merupakan bentuk kemunafikan dan pengkhianatan besar. Dari peristiwa ini
terlihatlah hikmah, dimana Allah ingin membersihkan pasukan kaum muslimin, agar
terlihat mana yang kotor dan mana yang baik dari mereka. Supaya pasukan yang
tulus ikhlas tidak bercampur aduk dengan pasukan yang mempunyai tujuan
tersembunyi. Agar yang beriman terpisah dari yang munafik. Hal ini sebagaiman firman Allah, yang
artinya: “Allah sekali-kali tidak akan tidak akan membiarkan orang-orang yang
beriman dalam keadaan kamu yang sekarang ini, sehingga dia menyaksikan yang
buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan
memperlibatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib.” (QS. Ali-Imran: 179).
Dari kisah golongan orang munafik pada
masa awal sejarah Islam tersebut, memberikan gambaran kepada kita untuk
berhati-hati terhadap golongan orang munafik tersebut. Karena orang munafik
adalah ibarat musuh
dalam selimut, menggunting dalam lipatan. Adapun tanda-tanda orang munafik
tersebut, telah disebutkan dalam hadits Rasulullah Saw, yang artinya: “Tanda orang munafik itu tiga apabila ia berkata
maka ia berdusta, jika ia berjanji maka ia mengingkarinya, dan jika dipercayai maka
ia mengkhianati.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim).
Dari hadits Rasulullah Saw, di atas
menggambarkan kepada kita bahwa terdapat tiga tanda-tanda orang munafik, yaitu:
Pertama, Apabila berkata berdusta
(berbohong). Berbohong merupakan juga merupakan perbuatan tercela dan salah
satu dari tanda orang munafik. Berbohong merupakan ucapan yang mengatakan
sesuatu yang tidak benar kepada orang lain. Karena itu, orang yang suka
berbohong terindikasi memiliki sifat munafik. Selain itu pula Rasulullah Saw,
mengajarkan kepada kita untuk menjadi orang jujur. Hal ini sebagaimana hadits
Rasulullah yang artinya: “Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran
membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke sorga. Seorang yang selalu
jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur
(shidiq). Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada
kejahatan,dan kejahan membawa ke neraka. Orang yang selalu berbohong dan
mencari-cari kebohongan, akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong (kadzdzab).” (HR. Bukhari).
Kedua,
Apabila berjanji mengingkari. Terkadang seseorang sering membuat janji namun
kadang pula mereka mengingkarinya. Misalnya, seperti janji akan membayar hutang
bulan ini, namun mengingkarinya tanpa alas an yang jelas. Misalnya lagi seperti para siswa yang telah menyepakati janji
siswa namun tidak dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Padahal
Allah Swt dalam Alquran berfirman yang artinya:
Ketiga,
Apabila dipercaya berkhianat. Khianat termasuk karakteristik orang munafik,
khianat juga adalah tergolong dosa besar yang sangat di benci Allah. Bagi orang
yang berkhianat akan mendapat hukuman yang beragam mulai dari dikucilkan,
hilangnya kepercayaan orang, dihukum penjara sampai dibunuh. Di negri ini
perilaku khianat telah menjangkit banyak orang seperti pejabat Negara, yang melakukan
tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu pula seperti oknum anggota TNI yang menjadi
mata-mata bagi pihak asing atau teroris. Contoh lainnya adalah seperti pemungut
pajak yang dipercaya uuntuk memungut pajak, namun dalam pekerjaannya ia
menyalahgunakan jabatan yang digunakan dengan cara mengambil uang setoran pajak
dan bayak lagi contoh lainya.
Karena itu, berdusta, ingkar janji dan
berkhianat adalah merupakan karakteristik orang munafik dan sebagai seorang
muslim kita wajib menjauhinya. Karena hal tersebut merupakan perbuatan yang
dibenci Allah dan dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. ||
Penulis Dosen FAI UMSU.