Selamat Datang di Website Guru PAI

MENDIDIK AKHLAK PADA ANAK

MENDIDIK AKHLAK PADA ANAK
Oleh: Hasrian Rudi Setiawan & Lidia

Setiap manusia akan diminta pertanggung jawabanya di hadapan Allah, atas semua yang diperbuatnya selama hidup di dunia. Begitu juga sebagai orang tua ketika diamanahkan seorang anak, maka Allah akan menanyakan bagaimana kita mengelola, mengasuh, hingga mendidik anak tersebut. Bahkan, apabila orang tuanya seorang yang rajin beribadah, namun tidak mendidik anaknya dengan baik, maka dia akan terhalang masuk surga, karena tidak dapat menjalankan tanggung jawab dengan baik sebagai orangtua. Orang tua memiliki tugas dan tanggung jawab mulia terhadap anaknya, yaitu mendidiknya agar menjadi manusia yang paripurna serta dapat menjalankan perintah-perintah dan menjauhi larangan Allah.
Selain itu, anak bagi kedua orang tuanya merupakan perhiasan. Perhiasan tentunya dapat menjadi suatu kebanggaan, namun perhiasan juga dapat menjadi suatu cobaan bagi setiap yang menggunakannya. Begitu pula anak dalam kehidupan, seorang anak dapat menjadi suatu kebahagian dan kebanggaan bagi kedua orang tuanya, seorang anak juga dapat menjadi suatu musibah dan cobaan bagi kedua orang tuanya. Karena itu, untuk tetap menjaga  dan mengembalikan  anak sebagai harapan  keluarga dan bangsa. Mereka perlu dididik dengan  baik dan  benar terutama seorang anak harus ditanamkan sejak kecil dengan akhlak yang mulia
Ada beberapa cara (metode) yang dapat dilakukan untuk menanamkan akhlak pada anak, diantaranya adalah: Pertama, memberikan teladan yang baik. Yaitu orang tua memberikan contoh yang baik kepada anak dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini karena, dimata seorang anak orang tua itu sebagai panutan, artinya apa yang dilihat anak dari kedua orang tua, guru dan tingkah laku masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya maka akan dilakukannya (ditiru). Dengan demikian keteladanan memiliki arti penting dalam mendidik akhlak anak. Artinya, jika orangtua berakhlak baik,  besar  kemungkinan anak juga berakhlak baik. Sebaliknya jika orang tua berakhlak buruk ada kemungkinan anaknya juga berakhlak buruk.
 Kedua, metode targhib dan tarhib. Metode targhib adalah metode dengan memberikan bujukan atau rayuan kepada anak untuk melakukan perbuatan yang baik dan melarang anak berbuat buruk. Sedangkan metode tarhib adalah metode dengan memberikan ancaman atau intimidasi melalui hukuman. Dengan demikain dapat di pahami bahwa metode targhib adalah metode mendidik dengan memberikan hadiah (reward) sedangkan metode tarhib adalah metode dengan memberikan hukuman (punishment). Menurut, Muhammad Jauhari metode pemberian hadiah dan hukuman sangat efektif dalam mendidik akhlak terpuji. Anak berakhlak baik, atau melakukan kesalehan akan mendapatkan pahala/ganjaran atau semacam hadiah dari orang tua atau gurunya, sedangkan anak yang melanggar peraturan berakhlak jelek akan mendapatkan hukuman setimpal dengan pelanggaran yang dilakukannya. Dalam Alquran banyak kita dapati ayat Alquran yang menginformasikan tentang orang berbuat baik akan mendapatkan pahala, mendapatkan kehidupan yang baik, laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman. Hal ini sebagiamana firman Allah Swt, yang artinya: Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al-Baqarah: 25).
Pada ayat diatas memberikan gambaran kepada bahwa memberikan hadiah atau sejenisnya akan berdampak positif pada perkembangan jiwa seorang anak. Karena pemberian hadiah akan menimbulkan motivasi pada diri anak untuk terus meningkatkan atau paling tidak mempertahankan kebaikan akhlak yang telah dimiliki. Di lain pihak, temannya yang melihat pemberian hadiah akan termotivasi untuk memperbaiki akhlaknya dengan harapan suatu saat akan mendapatkan kesempatan memperoleh hadiah tersebut.

Di satu sisi pemberian sanksi dalam mendidik juga perlu dilakukan apabila anak melakukan pelanggaran. Pemberian sanksi atau hukuman dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut, dengan teguran, kemudian diasingkan, dan terakhir dipukul dalam artian tidak untuk menyakiti tetapi untuk mendidik. Kemudian dalam menerapkan sanksi fisik hendaknya dihindari memukul wajah, memukul sekedarnya saja dengan tujuan mendidik, bukan balas dendam.  Namun memberikan sanksi terbaik adalah dengan memberikan nasihat kepada anak. Sebab terkadang memberikan sanksi atu hukuman fisik tidak dapat membentuk karakter anak dengan baik, malah akan membentuk karakter anak menjadi keras. Karena itu orang tua dan guru dalam mendidik anaknya hendaknya dengan akhlak yang baik (dengan cara yang baik). || Penulis Alumni FAI UMSU  (Telah Terbit di harian Medan Pos, 2016).
Share this post :

Welcome

SELAMAT DATANG DI WEBSITE GURU PAI ||SEBAIK-BAIK KAMU ADALAH ORANG YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN (HADITS NABI) || GURU YANG BAIK ADALAH GURU YANG DAPAT DI GUGU DAN DITIRU.
 
Copyright © 2015. Hasrian Rudi Setiawan - All Rights Reserved