PERAN GURU
TIDAK TERGANTIKAN
Oleh:
Hasrian Rudi Setiawan, M.Pd.I
Lidia,
S.Pd.I
Seiring dengan
semangkin berkembangnya teknologi saat ini, tentunya sangat berpengaruh
terhadap semua bidang kehidupan manusia termasuk dalam bidang pendidikan. Dengan
semangkin berkembangnya teknologi, tentunya semangkin mempermudan bagi siapa
saja untuk belajar. Begitu pula kemajuan teknologi dapat mempermudah bagi guru
untuk mengajar, mengilustrasikan materi pelajaran yang disampaikan, dan lain sebagainya.
Saat ini, banyak media-media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menunjang
dan mendukung seseorang untuk belajar. Misalnya, saat ini seseorang dengan
mudah mendapatkan informasi pembelajaran dan mengetahui sesuatu hal, hanya
dengan melakukan penjelajahan di internet atau membuka google.
Penggunaan teknologi
harus dipahami sebagai alat bantu yang dapat
digunakan khusunya dalam proses belajar-mengajar. Penggunaan teknologi dalam
proses belajar-mengajar harus mampu mengubah cara mengajar, mengubah cara
berinteraksi dengan siswa, dan mengubah harapan yang pengajar miliki untuk
siswa. Artinya, seorang guru dengan bantuan media dalam mengajar harus mampu mengubah
cara penyampaian materi ajar dari menggunakan papan tulis menjadi penggunaan
proyektor, penyampaian materi bisa lebih cepat dan menjadikan interaksi guru
dan murid berkurang.
Namun, media
apapun atau teknologi apapun yang digunakan tentunya memiliki kemampuan
terbatas berupa pemecahan masalah yang rasional. Ketika ada hal-hal yang
irasional, manusia masih lebih unggul dalam menyelasaikan masalah.”. Dengan
kata lain, peran para pengajar tidak akan tergantikan oleh teknologi,
bagaimanapun teknologi itu berkembang bahkan semakin canggih dari teknologi
yang ada sekarang ini. Ada banyak alasan mengapa peran guru tidak dapat
tergantikan dengan media dan teknologi secanggih apapun itu, diantaranya
adalah: Pertama, Psiko Pedagogik. Guru dalam menjalankan tuganya tidak
sekedar hanya berperan mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswanya, namun juga
berperan dalam mentransfer nilai-nilai moral, etika, akhlak dan sebagainya. Ketika
guru berperan hanya sebatas mentransfer ilmu, maka peran ini sudah lebih
efektif diambil alih oleh media-media pembelajaran yang ada. Dalam melaksanakan
tugasnya seorang guru diharapkan manpu menyajikan sebuah pembelajaran dengan
suasana yang penuh keramahan, kehangatan yang tentunya dapat membuat siswa
merasa nyaman ketika belajar dengannya. Dalam pembelajaran pola komunikasi yang
harus disajikan oleh guru adalah pola komunikasi yang sifatnya humanis. Hal ini
karena, komunikasi yang sifatnya humanis merupakan pola komunikasi antara
manusia dengan manusia yang lebih melibatkan suasana hati, rasa peduli, dan
tenggang rasa yang tidak mungkin dialami anak didik ketika belajar dengan
menggunakan alat-alat pembelajaran elektronik yang dingin, kaku dan tidak punya
perasaan. Jika seorang anak hanya dibesarkan dan dididik degan media
pembelajaran elektronik, bukan tidak mungkin akan mengalami sedikit kesulitan
dalam berinteraksi social dengan orang lain.
Kedua, Pedagogik moral. Tugas guru sebagai pendidik juga harus
mampu menularkan nilai-nilai dan keutamaan-keutamaan hidup untuk menjadi bekal
para siswa dalam menjalani kehidupannya dikemudian hari. Penanaman nilai-nilai
kehidupan tentunya tidak hanya diajarkan secara verbal searah sebagaimana yang dapat
diperoleh melalui media pembelajaran elektronik, namun harus diajarkan secara
baik tidak hanya melalui ceramah didepan kelas saja tetapi harus melalui contoh
dan sikap hidup yang nyata. Dengan demikian, mengajarkan nilai-nilai hidup
tidak hanya cukup dengan kata-kata tetapi harus dengan contoh dan teladan
hidup. Misalnya, apabila guru ingin mendidik siswa untuk hidup disiplin dan
tertib, maka tidak akan efektif jika dilakukan dengan ceramah dan pemberian
hukuman kepada siswa bagi yang tidak disiplin dan tertib. Namun, hal yang harus
dilakukan adalah dengan memberikan contoh perilaku yang tertib dan disiplin
dari para guru. Seorang guru yang tidak disiplin dan tertib tidak akan pernah
berhasil menertibkan anak-anaknya.
Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia. Dalam
memanusiakan manusia guru sebagai pendidik memiliki peran penting dalam
mewujudkannya. Dan dalam mewujudkannya tidak hanya dapat mengandalkan media dan
teknologi semata. Ternyata guru memiliki peran strategis yang tidak dapat tergantikan
oleh teknologi canggih. Karena itu, seorang guru harus merasa yakin dengan
pilihan profesinya untuk menjadi seorang guru. Dengan demikian setiap guru
memiliki kewajiban untuk selalu berupaya terus menerus meningkatkan
kompetensinya, baik kompetensi dalam bidang akademik, pedagogis, kepribadian,
dan kompetensi sosial, sehingga tercipta guru yang handal yang memiliki mutu
dan kwalitas yang baik dalam mendidik siswanya. || Penulis Alumni FAI
UMSU . (telah terbit di harian jurnal asia, 2016)