BULAN PUASA BUKAN UNTUK
BERMALAS-MALASAN
Oleh: Hasrian Rudi
Setiawan
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang terdapat keistimewaan di
dalamnya. Pada bulan tersebut dikhususkan Allah untuk menjalankan ibadah puasa
selama sebulan penuh. Pada bulan tersebut juga terdapat suatu malam dimana apabilla
hamba Allah beribadah di dalamnya di ibaratkan ia beribadah selama 1000 bulan
atau sekitar 83 tahun lebih, itulah yang disebut
dengan malam Lailalul Qadar. Pada bulan tersebut juga, Allah melipat gandakan
pahala kepada hamba Allah yang melakukan ibadah. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah Saw yang artinya: "Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu
kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah Swt berfirman,
‘Kecuali puasa, sungguh dia bagianku dan Aku sendiri yang akan membalasnya,
karena (orang yang berpuasa) dia telah meninggalkan syahwatnyadan makannya
karena Aku’. Bagi orang yang berpuasa mendapat dua kegembiraan; gembira ketika
berbuka puasa dan gembria ketika berjumpa Tuhannya dengan puasanya. Dan
sesungguhnya bau tidak sedap mulutnya lebih wangi di sisi Allah dari pada bau
minyak kesturi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Pada hadits lain, disebutkan bahwa
orang yang beribadah dibulan Ramadhan, akan di ampuni dosa-dosanya yang telah
lalu. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah Saw, yang artinya: "Siapa berpuasa Ramadhan dengan
keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).
Selain beberapa keistimewaan
bulan Ramadhan yang disebutkan di atas tadi, masih banyak lagi keistimewahan
bulan Ramadhan lainnya. Karena itu, Ramadhan
adalah moment terbaik untuk meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah.
Namun, sanagat disayangkan ada sebahagian orang masih menjadikan bulan Ramadhan
sebagai ajang untuk bermalas-malasan. Padahal seharusnya Ramadhan dijadikan moment
terbaik untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. Bukanya untuk
bermalas-malasan saja.
Setiap bulan Ramadhan tiba, mungkin banyak kita lihat atau mungkin
kita merasakan sendiri rasa malas timbul, mulai dari rasa malas untuk melakukan
aktivitas dan rutinitas sehari-hari. Hal ini terlihat bahwa tidak sedikit orang
yang ketika menjalankan ibadah puasa datang terlambat bahkan meliburkan diri
disaat jam kerja. Salah satu alasan mereka terlambat adalah karena puasa. Puasa
menjadi alasan yang logis ketika ditanya mengapa terlambat. karena semalam
mungkin bangun sahur lalu tidur lagi. Ya memang begitu kenyataannya, Sejak dulu
puasa sering dijadikan alasan orang untuk bermalas-malasan. Kemudian, ada
sebagian masyarakat yang ketika datang bulan ramadhan, yang kerjanya hanya
tidur saja. Dari pagi hingga siang hanya tidur-tiduran. Hal ini jika di
tanyakan kepada sebagian mereka, karena mereka mempedomani hadits Rasulullah
Saw, yang artinya: “Tidurnya orang puasa itu adalah ibadah dan diamnya adalah
tasbih".
Padahal
apa yang dilakukan tersebut adalah suatu kesalahan dan kekeliruan. Hadits
tersebut, jika oleh umat dipahami dengan dangkal, atau langsung menelan bulat-bulat hadis ini. Sehingga ketika
puasa, mereka lebih senang berpulas-pulas ria. Tidak melakukan aktivitas
apapun. Hanya berdiam diri di rumah. Konsekuensinya, selama Ramadan
umat dididik untuk bermalas-malasan. Padahal, Islam tidak pernah
mengajarkan untuk bermalas-malasan di bulan Ramadan. Meskipun diwajibkan
berpuasa. Ramadan justru bertujuan untuk melatih kemampuan fisik dan
produktivitas umat. Selain itu pula, jika kita memahami hadits diatas dengan
nilai positif. Sebenarnya hadits tersebut merupakan sebuah motivasi bagi kita untu beramal saleh
sebanyak-banyaknya di bulan Ramadhan, yang maknanya bahwa tidur orang yang
berpuasa dan diamnya orang yang berpuasa saja di nilai ibadah, konon apalagi
melakukan aktifitas lain di dalam bulan Ramadhan pasti Allah memberikan pahala
dan balasan yang lebih besar lagi.
Dalam sebuah kisah bahwa pada masa Khalifah Umar ibn Khatab, beliau melarang umat
Islam bermalas-malasan dan hanya mengabiskan waktu di masjid untuk berdoa saja
tanpa melakukan aktifitas pekerjaan lainnya. Hal ini membuktikan bahwa Islam
memerintahkan umatnya baik di dalam bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan
diperintahkan agar jangan bermalas-malasan dan selalu melakukan amal usaha
(bekerja). Artinya umat Islam harus menselaraskan antara kehidupan dunia dan
mencari bekal untuk kehidupan akhirat.
Karena
itu, banyak hal positif yang dapat dilakukan saat berpuasa. Bahkan menjalani aktivitas normal
layaknya saat kita belum berpuasa pun bisa. Namun mungkin karena efek lapar itu
menjadikan orang tidak semangat dan bertenaga akibatnya tubuh sedikit manja
untuk diajak beraktivitas. Salah satu solusi untuk mengatasi
kemalasan saat berpuasa adalah membuat agenda kegiatan dan niatkanlah dalam
hati untuk menjalankan pekerjaan rutinitas tanpa menggangu ibadah kita kepada
Allah Swt. || Penulis Dosen FAI UMSU. (telah terbit di harian Orbit, 2016)