MAHASISWA &
ORGANISASI KAMPUS
Oleh: Hasrian Rudi Setiawan, M.Pd.I
Manusia pada satu sisi merupakan
mahluk sosial, yang membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalani
kehidupannya. Karena itu, berorganisasi perlu dilakukan dalam kehidupan
bermasyarakat. Organisasi secara definitif merupakan sekumpulan orang-orang
yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Karena itu, organisasi
mahasiswa merupakan sekumpulan mahasiswa yang membentuk sebuah kelompok untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam sebuah organisasi, salah satu keefektifanya
tergantung pada visi dan misi yang dimilikinya. Karena, sebuah organisasi
idelanya pasti memiliki visi dam misi untuk mencapai tujuannya. Begitu juga
halnya dengan organisasi mahasiswa, organisasi tersebut harus dapat mengembangkan
fungsi dan perannya sebagai mahasiswa. Misalnya: dalam mengembangkan
intelektual akademis yang berguna nantinya untuk terjun ke masyarakat.
Ada beberapa bentuk organisasi
mahasiswa yang ada dilingkungan kampus, diantaranya dapat digolongkan ke dalam
dua bagian, yaitu: Pertama, organisasi intra kampus seperti Senat
Mahasiswa/ Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Unit-unit Kegiatan Mahasiswa (UKM),
Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program Studi. Kedua,
organisasi ekstra kampus, seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan
sejenisnya. Organisasi mahasiswa yang ada di lingkungan kampus kesemua itu
adalah organisasi yang mempunyai kegiatan yang bervariasi dan memiliki dasar
organisasi yang berbeda pula. Ada yang berlatar belakang minat bakat seperti
seni, olahraga dan ada juga yang berlatar belakang agama dan lain sebagainya.
Dengan bervariasinya bentuk organisasi tersebut mahasiswa dapat memilih
organisasi mana yang sesuai dengan minat dan bakat mereka masing-masing. Karena
itu, apabila bergabung dengan suatu organisasi tertentu maka terlebih dulu
melihat bakat dan minat kita yang sebenarnya. Walaupun tidak semua mahasiswa
tertarik untuk menjadi aktivis dan bergabung di organisasi kampusnya. Tapi
setidaknya dengan bergabung disebuah organisasi banyak pengalaman yang bisa
didapat selain menambah teman.
Seorang mahasiswa dituntut untuk
lebih aktif belajar sendiri. Karena itu, organisasi mahasiswa dapat menjadi
tempat bagi para mahasiswa untuk berproses menjadi lebih baik dalam
pembelajaran dan pendidikan yang diperoleh melalui kegiatan yang dilaksanakan
secara formal maupun non formal. Dalam sebuah organisasi tentunya dapat banyak
hal yang dapat dibuat dimana semua anggota organisasi harus dapat berpartisipasi
didalamnya. Organisasi yang baik akan sering membuat pelatihan kepada para
anggotanya baik dalam hal kepemimpinan maupun dalam hal akademis. Dalam hal
kepemimpinan misalnya melakukan training kepemimpinan bagi anggota dan para
calon anggota, membuat even atau sebuah acara yang otomasis membutuhkan sebuah
kepanitiaan, dengan adanya kepanitiaan tersebut maka disana dilatih jiwa
kepemimpinan anggota organisasi. Sedangkan dalam hal akademis misalnya memberikan
tentoran kepada adik kelas, pelatihan membuat karya tulis, membuat penelitian
yang bekerja sama dengan dosen atau pihak kampus dan lain sebagainya.
Karena itu, dalam menjalani
keseharianya di lingkungan kampus mahasiswa dapat dibedakan kepada dua tipe,
yaitu: Pertama, mahasiswa yang
apatis, yaitu mahasiswa yang aktif terhadap perkuliahan saja, segala sesuatunya
diukur dari pencapaian kredit semester dan indeks prestasi kumulatif yang
tinggi dan dapat meraih gelar sarjana dengan secepatnya. kedua, mahasiswa aktif terhadap organisasi kampus, yaitu mahasiswa yang
aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan dikampus, dan sering disebut
dengan “aktivis kampus”. Tentunya kedua jenis tipe mahasiswa ini memiliki
perbedaan yang kontras saat memasuki dunia kerja dan dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat. Pada umumnya mahasiswa aktifis cenderung lebih mudah
bersosialisasi dibanding mahasiswa apatis. Karena dalam berorganisasi seorang
mahasiswa telah dilatih undak dapat bersosialisasi degan baik kepada orang
lain. Selain itu, mahasiswa yang mengikuti atau bergabung pada organisasi
kampus juga akan dilatih untuk menyusun strategi dan dapat memanage waktu, diri
sendiri dan orang lain.
Namun, dibalik sisi positif
sebuah organisasi kampus terdapat pula sisi negatif yang juga sering kita
dengar, seperti mahasiswa yang lupa dengan jati dirinya untuk kuliah sehingga
mereka lama tamat dan diidentikkan dengan gelar ‘M.A’ alias Mahasiswa Abadi,
dan tidak jarang aktifis tersebut rawan drop-out karena lebih sibuk di
organisasi dibandingkan dengan perkuliahan. Karena itu, sebagai mahasiswa
tentunya dapat menyesuaikan diri antara mengikuti materi perkuliahan dengan
mengikuti organisasi yang ada di kampus.
Sebab mengikuti materi perkuliahan penting dan mengembangkan diri dengan
berorganisasi juga merupakan hal yang penting. || Penulis Dosen FAI UMSU.