Selamat Datang di Website Guru PAI

MELINDUNGI GENERASI MUDA DARI BAHAYA ROKOK

MELINDUNGI GENERASI MUDA DARI BAHAYA ROKOK
Oleh: Hasrian Rudi Setiawan, M.Pd.I
(Dosen Pendidikan Agama Islam UMSU)

Jutaan anak Indonesia saat ini telah menjadi perokok aktif. Dari data yang di sebutkan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) bahwa sebanyak 5,3 juta orang dari 70 juta perokok aktif adalah anak-anak. Data tersebut menurut Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), setiap tahunnya mengalami peningkatan. Tentunya seiring bertambahnya jumlah perokok aktif terutama kalangan anak-anak usia sekolah dari tahun ke tahun, hal ini sangatlah memprihatinkan.
            Menurut sebuah lembaga yang aktif dalam mengkampanyekan bahaya rokok kepada masyarakat Indonesia, menyebutkan bahwa setiap harinya di Indonesia ada sebanyak 11.000 anak usia sekolah merokok. Hal yang membuat lebih miris lagi, bahwa lebih dari 30% anak-anak merokok sebelum usia 10 tahun. Hal ini tentunya dapat mengetuk kesadaran semua pihak , terutama pemerintah untuk mengentaskan masalah bahaya rokok dan turut melindungi generasi muda dari bahaya rokok. Mudahnya mengakses rokok ditambah dengan harganya yang cenderung murah membuat para perokok terutama anak-anak begitu gampangnya menikmati rokok. Menurut data di Indonesia harga rokok menempati urutan ke tujuh termurah di dunia setelah Vietnam, Pakistan dan Filipina. Kemudian selain harganya murah dalam praktek penjualanya rokok dapat di jual dengan eceran.
            Jangan diharapkan generasi muda bangsa untuk dapat bersaing dengan anak-anak bangsa lain di dunia, jika sejak usia belia mereka telah menjadi perokok aktif. Hal ini karena, disadari atau tidak, paparan asap rokok akan sangat berpengaruh bagi kesehatan. Menurut pengamatan penulis, anak-anak yang mulai merokok aktif di usia belia, mereka lama kelamaan akan mencoba dan menggunakan narkoba. Hal ini haruslah di hindari dan dicegah. Pemerintah harus turun tangan untuk melindungi anak-anak dari kegiatan merokok. Tentunya harus ada aturan yang tegas misalnya rokok tidak boleh di jual kepada anak-anak, atau rokok tidak boleh di jual secara eceran atau bahkan menaikkan harga rokok agar para perokok atau anak-anak tidak terjangkau untuk membelinya. Sikap tegas dalam menanggulangi bahaya rokok ini kiranya perlu ditempuh pemerintah agar akses anak-anak terhadap rokok ini menjadi semangkin sulit.
            Belakangan ini, ada wacana pemerintah untuk menaikkan harga rokok, hal ini merupakan langkah awal yang baik untuk mengatasi masalah bahaya rokok dan juga dapat menjadi pertimbangan agar anak-anak semangkin sulit menjangkau rokok. Strategi untuk melindungi anak-anak dari rokok harus menjadi gerakan nasional agar benar-benar memiliki dampak. Bahkan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menyebutkan bahwa semangkin banyak jumlah perokok di tanah air adalah indikasi dari kondisi darurat nasional. Untuk itu kampanye dan sosialisasi akan bahaya rokok bagi anak-anak harus kian gencar dilakukan. Usulan berbagai pihak untuk agar memasukkan bahaya rokok ke dalam kurikulum pendidikan layak sekiranya untuk dipertimbangkan, mengingat bahaya rokok yang kian hari kian meresahkan dan menimbulkan dampak yang besar terutama bagi pengguna. Namun, kampanye dan sosialisasi saja tidak cukup, perlu peran serta semua pihak, baik orang tua, guru dan masyarakat untuk mengawasi anak dan mengarahkan anak akan bahaya rokok.
            Peran orang tua, terutama dalam mencegah anak menggunakan rokok sangat di perlukan. Orang tua harus menjadi teladan bagi anaknya. Artinya jika orangtua dengan bebas merokok di depan anaknya, jangan salahkan jika mereka meniru. Karena itu, jika orang tua tidak menginginkan anaknya menjadi seorang perokok, maka mulailah membeikan contoh kepada anaknya untuk jangan merokok. Kemudian, lingkungan sekolah juga memiliki peran dalam mencegah anak merokok. Guru memiliki fungsi yang sama dengan orangtua, karena guru adalah seorang pendidik yang akan di gugu dan ditiru oleh anak didiknya, karena itu seorang guru juga harus memberikan teladan baik bagi siswanya, karena itu dilingkungan sekolah jangan ada guru yang merokok di depan siswa. Sangatlah ironis jika ada kantin sekolah yang menjual rokok, untuk memfasilitasi guru merokok disekolah. Anak-anak kita butuh teladan, dan teladan tersebut harus diberikan orang tua dan guru dengn teladan yang baik.
            Selanjutnya peran serta masyarakat dan pemerntah juga sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah dampak negatif rokok ini. Penerapan kawasan bebas rokok diarea public kelihatanya belum dapat berjalan secara efektif. Untuk itu pemerintaharus lebih giat lagi melaksanakan kampanye dan sosialisasi dampak dan bahaya rokok kepada masyarakat terutama pelajar dan senantiasa mencari solusi penanggulangannya. Semoga metode-metode yang dilakukan oleh berbagai pihak dapat melindungi anak dari bahaya rokok. || Penulis Dosen FAI UMSU).   (telah terbit di harian Jurnal Asia, 2016).

            
Share this post :

Welcome

SELAMAT DATANG DI WEBSITE GURU PAI ||SEBAIK-BAIK KAMU ADALAH ORANG YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN (HADITS NABI) || GURU YANG BAIK ADALAH GURU YANG DAPAT DI GUGU DAN DITIRU.
 
Copyright © 2015. Hasrian Rudi Setiawan - All Rights Reserved