Selamat Datang di Website Guru PAI

AGAMA MENGAJARKAN PERDAMAIAN

AGAMA MENGAJARKAN PERDAMAIAN
Oleh: Hasrian Rudi Setiawan, M.Pd.I
 (Dosen Fakultas Agama Islam UMSU)

Setiap agama memiliki kewajiban untuk mengajarkan dan menciptakan perdamaian di dunia ini. Namun, akhir-akhir ini banyak terjadi konfik yang di sebabkan oleh latar belakang agama. Tentunya kita sudah lelah mendengar tentang kondisi umat Islam khususnya di Timur Tengah sampai Asia Tenggara yang saat ini dalam kondisi memprihatinkan. Misalnya, di Asia Tenggara, khususnya di Miyanmar (masyarakat Rohingya) saudara semuslim kita mengalami pelecahan hak, hingga mereka terusir dari kampungnya. Kemudian juga dengan saudara kita di negara Arab mereka berperang dengan saudaranya sendiri. Begitu pula, dengan kekerasan terhadap wanita dan orang-orang yang tidak berdosa menjadi menu informasi utama dunia.
Banyak hal yang terselubung tentang peristiwa yang terjadi, yang  masyarakat tidak semua mengetahuinya dan kesemuanya itu berhubungan dengan kepentingan politik ekonomi dan lainnya. Melihat dari bangsa Indonesia, bangsa ini sedang mengalami krisis moral dan saraf malu sepertinya sudah putus. Masyarakat saat ini banyak ditontonkan dengan adegan-adegan politik yang tidak menentu, ekonomi yang semangkin anjlok, sembako yang tidak terjamin keasliannya. Keputusan yang  cendrung berbau kapitalis untuk kepentingan kelompok tertentu dan pemilik modal. Kondisi itu diperparah dengan  sengkurat pemahaman agama di negeri ini. Contohnya. Pembacaan Alquran dengan langgam jawa. Walaupun menurut menteri Agama selama makhorijil huruf dan tajwid benar, maka boleh!. Namun, sebahagian masyarakat ada yang mempersoalkanya, akhirnya  menimbulkan pro dan kontra di tengah  masyarakat banyak. Saat ini negri kita membutuhkan orang yang bijak. Umat ini sudah begitu banyak menghadapi masalah, dan persoalan yang paling besar adalah kesejahteraan hidup dan rendahnya moral. Daripada sebagian dari saudara kita menyampaikan pendapat yang membuat suasana semakin kisruh. Lebih baik  membantu menyelesaikan persolan yang ada. Bahkan dalam Alquran, Allah mengingatkan kepada kita, yang artinya: “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.(QS. Al-Baqorah: 148).
Setiap manusia menyukai adanya perdamaian. Tanpa adanya perdamaian kehidupan akan terasa berat, hal ini karena ada perasaan curiga dan ketakutan  pada  orang lain. Islam adalah merupakan agama yang sangat menjunjuk tinggi dan mengajarkan perdamaian kepada umatnya. Hal ini dapat dilihat dari kata Islam dari segi bahasa itu sendiri, yang memiliki makna “damai”. Apabila  ada perilaku  sebagian umat Islam yang arogan,  menebarkan kebencian dan ketakutan pada orang lain bukanlah cerminan Islam yang sesungguhnya. Karena tidak semua Muslim menjalankan  perintah Allah dan Rasulnya dengan baik dan benar.
Di dalam Alquran sendiri banyak dijumpai ayat-ayat yang menjelaskan dan memerintahkan kepada manusia agar menciptakan perdamaian di dunia, misalnya Islam melarang untuk saling menghina, mencari keburukan orang lain dan lain sebagainya. Hal ini sebagaimana firman Allah, yang artinya:  “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. (QS. al-Hujarat: 12).
Firman Allah diatas memberikan gambaran kepada kita agar menjauhi  sikap curiga (prasangka buruk) dan membuka aib orang lain.  Karena sikap di atas salah  satu pemicu terjadinya permusuhan dan hilangnya perdamaian. Banyak cara yang ditawarkan Allah kepada kita dalam menciptakan perdamaian. Diantaranya adalah menjauhkan sifat memaksakan kehendak kepada orang lain. Salah satu penyebab terjadinya konfik adalah akibat adanya pemaksaan kepada individu maupun sekelompok orang, misalnya pemaksaan kepada suatu agama atau keyakinan. Inilah penyebab terjadinya konflik. Islam adalah agama yang melarang umatnya untuk memaksakan orang lain untuk memeluk agama Islam, artinya orang hendaknya memeluk agama Islam dengan kerelaan hati, tanpa adanya paksaan. Hal ini sebagaimana pesan Allah dalam Alquran yang artinya: “Tidak ada paksaan dalam beragama”. (QS. al-Qof: 1).
Dengan demikian sikap menjunjung tinggi toleransi pada agama atau kepercayaan lain adalah merupakan langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya konflik. Hal ini juga pernah di contohkan oleh Rasulullah Saw, kepada orang Yahudi  dan Nasrani ketika beliau memimpin Madinah. Beliau membuat suatu peraturan yang di beri nama Piagam Madinah, yang tujuanya adalah agar antara umat yang berbeda agama, ras dan suku agar saling menjaga satu sama lain terutama untuk kepentingan keamanan kota Madinah.
Karena itu, maka marilah kita ciptakan perdamaian di muka bumi. Jangan ada lagi konfik yang mengatasnamakan kelompok tertentu, suku maupun mengatasnamakan agama. Sebab setiap agama pasti mengajarkan kebaikan dan tentunya juga mengajarkan perdamaian. || Penulis Dosen FAI UMSU. (telah terbit di harian orbit, 2016).


Share this post :

Welcome

SELAMAT DATANG DI WEBSITE GURU PAI ||SEBAIK-BAIK KAMU ADALAH ORANG YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN (HADITS NABI) || GURU YANG BAIK ADALAH GURU YANG DAPAT DI GUGU DAN DITIRU.
 
Copyright © 2015. Hasrian Rudi Setiawan - All Rights Reserved