Kekuatan
Ibu dalam
Menciptakan Generasi Cerdas
Oleh:
Hasrian Rudi Setiawan, M.Pd.I
Lidia, S.Pd.I
Ibu adalah seorang sosok wanita yang
penuh dengan kelembutan dan kasih sayang. Setidaknya itulah gambaran figur
sosok seorang ibu. Sosok ibu
dapat menjadi cambuk penyemangat dalam berkarya bagi seorang
anak.
Ada
sebuah kisah tentang seorang anak yang dengan peran dan motivasi yang diberikan
sosok seorang ibu ia menjadi seorang yang sangat sukses. Mungkin anda mengenal Thomas
Alva Edison penemu lampu Listrik. Ia adalah seorang anak kecil yang ketika
sekolah ia sering dimarahi oleh gurunya dan
dihina oleh teman-temannya dengan mengatakan, “kamu adalah anak bodoh, kamu
sama sekali tidak berharga”. Pada suatu ketika, anak tersebut menangis karena
mendengar hinaan tersebut. Dan mengatakan kepada ibunya, ia tidak mau lagi sekolah.
Mendengar tangisan dan ucapan anaknya
tersebut, maka sang ibu lalu mengusap air mata anaknya tersebut dengan
tanggannya. Kemudian itu sang ibu berkata, “wahai anakku sayang, mereka
sebenarnya tidak tahu kehebatan yang ada
pada dirimu. Tidak lama lagi mereka akan tahu kejeniusanmu.” Ibu itu
memeluk dan menenangkan seraya memotivasi dan menyemangatinya. Sampai akhirnya
anak tersebut mau belajar di sekolah dan melupakan penghinaan guru dan
teman-temannya.
Kemudian setelah enam bulan anak
tersebut sekolah, kejadian yang samapun terulang kembali, malah mangkin membuat
kesedihan dan luka hati yang lebih
mendalam dari yang kemarin. Sang ibupun tidak tinggal diam melihat
anaknya sedih sepanjang hari. Lalu sang ibu membawa anaknya, ke sekolah untuk
mengetahui penyebab kesedihan si anak. Dengan keras, kepala sekolah tersebut
menjawab, ”Dia adalah anak yang bodoh dan idiot!. Sekolah kami tidak sanggup
mendidik dan menerima orang-orang
idiot!”. Kemudian, sang ibu pulang ke rumah dengan tidak melepaskan pelukannya pada anaknya tersebut
dan terus memotivasi anaknya tersebut dengan mengatakan, “Enkaulah anak paling jenius sedunia”. Setiap pagi dan sore sang ibu
tidak bosan-bosannya mengulang kata-kata tersebut di telinga anaknya dan kemudian
ibunya juga berusaha mengajari anaknya dengan kelembutan, bahkan ia rela
menghabiskan hartanya demi memenuhi ambisi anaknya menjadi seorang jenius. Sang
ibu tidak pernah merasa lelah dan putus asa. Baginya, kebahagiaan sang anak
memberikan spirit untuk memberikan segala-galanya.
Dua puluh lima tahun setelah peristiwa
itu terjadi, sekarang sang anak sudah beranjak dewasa. Seluruh dunia sekarang
membicarakan kejeniusannya yang mampu menerangi dunia. Dia dikenal sebagai
orang jenius yang mampu membuat lampu sebagai penerang dunia dan dia dikenal
dunia sebagai orang nomor dua terjenius sepanjang sejarah dunia yang berhasil
menorehkan inovasi. Karena kejeniusanya
itu kita dapat merasakan penerangan di rumah, kantor, jalan raya dan tempat-temppat
umum lainnya.
Dari kisah nyata di atas, hendaknya
sebagai pendidik, baik itu orang tua, guru dan masyarakat umum. Bahwa, setiap
anak mempunyai potensi dan bakat untuk menjadi orang besar. Usaha dan kerja keras
kita untuk mengeluarkan potensi dalam diri anak adalah langkah pertama yang
bisa dilakukan untuk menjadikan anak seorang yang jenius. Sebab Tuhan telah
memberikan potensi dan kemampuan kepada setiap manusia untuk menjadi orang yang
berguna, tinggal bagaimana orang tua ataupun guru membentuknya, mengajarinya dan
mengarahkanya.
Kemudian peran orang tua terutama ibu,
sangat dibutuhkan anak dalam proses perkembangannya. Orang tua adalah orang
yang pertama merupakan orang pertama
yang melihat perkembangan sang anak, dari mulai kecil sampai akhirnya matang,
sudah sepantasnya orang tua menjadi
penyokong utama dalam memberikan semangat pada anak pantang menyerah, disaat
semua orang menghina dan mencela mereka, maka orang tua berada di garda terdepan dan pelipur lara anak. Karena itu peran orang
tua terutama seorang ibu memiliki peran yang sangat penting dalam upaya menciptakan
generasi yang cerdas dan berakhlak mulia. (telah terbit di harian orbit, 2016)
.